Pasti Angkut: Solusi Nyata Pengelolaan Sampah Yogyakarta

Frepik.com

Yogyakarta lagi-lagi kembali diterpa masalah pengelolaan sampah. Sudah sepekan ini sampah yang ada di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul mengalami penumpukan. Hal tersebut tidak lain akibat dari telatnya pengangkutan sampah ke TPST Piyungan.

TPST Piyungan yang menjadi pusat pembuangan akhir sampah saat ini sedang memasuki masa perbaikan dan pemeliharaan. Selain itu, adanya penjadwalan pengambilan sampah juga berdampak pada sampah yang ada di TPS masing-masing wilayah.

Penjadwalan yang mulai berlaku sejak Rabu (26/10/2022) itu bertujuan supaya pelayanan sampah semakin lancar. Namun, ternyata di beberapa tempat TPS mengalami penumpukan.

Terlambatannya pengambilan sampah di masing-masing wilayah TPS tersebut adalah tidak lain dampak dari masa uji coba penjadwalan. Sebelum adanya penjadwalan tersebut pengangkutan sampah bisa dilakukan setiap hari.

Untuk penjadwalan yang terbaru diatur di tingkat kabupaten/kota per tiga hari sekali. Yakni untuk Sleman dilaksanakan pada hari Rabu, Kota Yogyakarta pada hari Kamis, dan Jumat untuk sampah yang diangkut dari Bantul.

Jadwal bergilir masuk ke TPST Piyungan tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya kemacetan truk pengangkut sampah.  Selain itu, volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan pun diharapkan bisa berkurang tiap harinya.

Saat ini rata-rata pengiriman sampah dari tiga wilayah tersebut mencapai 750 ton dalam sehari. Jika hari libur, sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 900 ton.

Beralih ke Pasti Angkut

Dikutip dari Harian Jogja, dalam berita bertajuk “Pakar dari UGM Sarankan Sampah Berbayar Diterapkan di Jogja” mengulas tentang solusi pengelolaan sampah berbayar.

Usul tersebut tercetus dari Pramono Hadi selaku Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. Menurut Pramono, jika usulnya itu memungkinkan, maka harus diterapkan. Di mana kebijakan sampah berbayar ini bisa diakomodasi dalam bentuk peraturan daerah.

Adanya penerapan biaya sampah tersebut diharapkan oleh Pramono supaya masyarakat bisa mengubah perilaku dalam membuang sampah. Selain itu, masyarakat pun diharapkan bisa menekan produksi sampah.

Jauh hari sebelum ide Pramono itu tercetus, Pasti Angkut sebagai start-up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah sudah terlebih dahulu menerapkannya.

Pasti Angkut yang diresmikan sejak 19 September 2022 memberikan layanan pengelolaan sampah sampai purna. Di mana setiap sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya.

“Kehadiran Pasti Angkut ini mengubah sampah menjadi komoditas. Jadi sampah bisa diolah dan diperjualbelikan,” kata Wahyudi Anggoro Hadi selaku Lurah Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Sampah yang dikirimkan di Pasti Angkut akan ditimbang dan kena biaya per kilo sebesar Rp 1.000 rupiah saja. Itu pun hanya jenis sampah residu yang harus dibayar.

Jadi, pembiasaan pemilahan sampah bisa diterapkan mulai dari rumah masing-masing warga. Bahwa dengan memilah sampah mulai dari rumah bisa menekan biaya pengeluaran tiap rumah.

Pasti Angkut secara langsung menawarkan kepada masyarakat tentang pemilahan dari rumah. Sampah jenis organik yang dikirimkan ke Pasti Angkut tidak akan dikenakan biaya. Sedangkan sampah jenis rosok, malahan akan dibeli oleh Pasti Angkut.

Hanya sampah residu saja yang kena biaya. Maka, perilaku pemilahan sampah dari rumah memang diperlukan.

Sampah yang ada di sekitar rumah pun tidak akan mengalami telat penjemputan. Sebab, para transporter sudah memiliki penjadwalan penjemputan yang efektif dan efisien.

Beralih ke Pasti Angkut adalah tawaran paling awal supaya sampah yang ada di sekitar kita bisa diangkut dan diolah sampai purna.

Permasalah penumpukan sampah di TPS sekitar rumah pun bisa diatasi.

______________

*Pasti Angkut/Nardi