Plastik menjadi barang yang sering kita pakai dalam keseharian. Mulai dari bungkus makanan, minuman, rokok, sedotan, sampai bungkus sayuran yang kita beli di pasar atau pedagang keliling.
Penggunaan plastik juga sampai ke beberapa peralatan rumah tangga. Seperti pipa paralon, alat memasak, mainan anak-anak, peralatan listrik, dan lain sebagainya. Plastik begitu sering kita gunakan.
Namun, di balik manfaatnya yang mempermudah manusia, kehadiran plastik pun menimbulkan mudarat.
Sesuatu yang tidak menguntungkan dari adanya plastik adalah ketika sudah menjadi sampah. Ya, sampah plastik dewasa ini sudah menjadi ancaman bagi lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari total jumlah tersebut, 17 persen atau sebanyak 11,6 juta ton disumbang oleh sektor sampah plastik.
Melihat jumlah sebanyak itu, tentu bukanlah angka yang sedikit. Oleh sebab itu, demi mengurangi jumlah sampah plastik, maka kita sudah seyogianya bijak dalam memanfaatkan plastik.
Sampah plastik dapat terurai setidaknya membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun. Jika sampah setiap tahun dengan jumlah sebanyak itu, ancaman sampah plastik terhadap bumi menjadi semakin darurat.
Menghentikan laju sampah plastik yang begitu banyak itu tentu bisa dimulai dari diri kita sendiri.
Berikut adalah tips bijak menggunakan plastik:
- Mengurangi plastik sebagai pembungkus makanan atau minuman
Di antara kita pasti sering pergi ke pasar tanpa membawa tas sendiri. Sebab, kita selalu diberi kantong plastik oleh penjual ketika membeli barang belanjaan. Namun, pola perilaku semacam itu bisa kita ubah. Dengan membawa tas atau kantong dari rumah, kita sudah berkontribusi dalam bijak berplastik.
Akan tetapi, apabila saat belanja, barang yang kita beli sudah diberi kantong plastik oleh si penjual, maka jangan buang kantong plastik tersebut. Kita masih bisa memanfaatkan kantong plastik itu berkali-kali. Terpenting jangan sampai jadi sampah.
- Menggunakan tempat makan dan minum sendiri
Ketika kita membeli makanan di warung, maka si penjual makanan akan memberikan bungkus plastik. Nah, sebelum kejadian tersebut terjadi, setidaknya kita bisa membawa tempat atau kotak makan dari rumah. Pemanfaatan kotak makan dari rumah adalah langkah paling dasar dalam mengurangi penggunaan kantong plastik.
- Biasakan minum tanpa sedotan
Seringkali ketika nongkrong di kafe, warung kopi, atau angkringan kita selalu diberi sedotan saat pesan minuman dingin. Memang tidak salah. Namun, ketika kita meminta untuk tidak diberi sedotan, kita sudah turut serta dalam bijak menggunakan plastik.
Sedotan yang sering dipakai pada minuman dingin adalah berbahan dasar plastik. Maka, jika masih ingin menggunakan sedotan, setidaknya kita membawa sedotan sendiri yang berbahan dasar ramah lingkungan. Seperti sedotan berbahan stainless steel dan bambu misalnya.
***
Beberapa tips di atas bisa kita terapkan mulai dari diri sendiri. Bahwa dengan menerapkan perilaku bijak dalam menggunakan plastik, kita sudah turut serta menjaga bumi.
Namun, tentu kita tidak bisa berjalan sendiri. Butuh gerakan kolektif dalam pengelolaan plastik supaya tidak berakhir menjadi timbunan sampah.
Selain itu, peran pemerintah secara holistik dari pusat sampai ke daerah pun tidak kalah penting. Kebijakan-kebijakan yang ramah terhadap lingkungan harus diterapkan.
Bahwa adanya sampah plastik tidak melulu dikarenakan kebiasaan masyarakat saja. Banyak dari produk-produk seperti bungkus deterjen, sabun, atau makanan instan masih menggunakan plastik.
Maka, dibutuhkan alternatif pengemasaan produk-produk semacam itu. Setidaknya yang gampang atau mudah terurai.
Pada akhirnya, laju sampah plastik pun bisa ditekan. Sehingga benda bernama plastik itu bisa semakin bisa dikurangi dalam hal penggunaannya.
Begitulah. Mari saling bergandeng tangan dalam menjaga lingkungan.
______________
*Pasti Angkut/Nardi